welcome to my blog
Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
metro, lampung, Indonesia
ayo pada gabung ke blog ni....

Pengikut

RSS

hadits maudhu'

A.   Pengertian Hadits Maudhu'

Al-Maudhu’ adalah isim maf’ul dari wa-dha-’a,ya-dha-’u,wadh-’an, yang berarti diletakan, digugurkan, ditinggalkan dan dibuat-buat.[1] Secara istilah berarti sesuatu yang dibuat-buat lalu dinisbatkan kepada Rasulullah SAW, secara dusta. Hadits ini adalah yang paling buruk diantara hadits-hadits dhaif lainya.[2]

Jadi, Hadits Maudhu adalah hadits bohong atau Hadits palsu bukan dari Rasulullah SAW, tapi dikatakan dari Rasulullah SAW oleh pembohong.[3]
B.      Sejarah Munculnya Hadits Maudhu’
Awal terjadinya Hadits Maudhu’ dalam sejarah muncul setelah konflik antar elit politik dan antara dua pendukung Ali dan Mu'awiyah, umat Islam terpecah menjadi 3 kelompok, yaitu Syi’ah, Khawarij, dan Jumhur Muslimin atau Sunni. Masing-masing mengklaim bahwa kelompoknya yang paling benar sesuai dengan ijtihad mereka, masing-masing ingin mempertahankan kelompoknya, dan mencari simpatisan masa yang lebih besar dengan cara mencari dalil Al-Qur’n dan hadits Rasulullah. Jika tidak didapatkan ayat atau hadits yang mendukung kelompoknya, mereka mencoba menta’wilkan dan memberikan interprestasi yang terkadang tidak layak.

Ketika mereka tidak menemukan ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits yang mendukung tujuan partainya, sementara penghafal Al-Qur’an dan hadits masih banyak, maka sebagian mereka membuat hadits palsu (maudhu) seperti hadits-hadits tentang keutamaan para khalifah, pimpinan kelompok, dan aliran-aliran dalam agama. Pada masa ini tercatat dalam sejarah masa awal terjadinya hadits maudhu yang lebih disebabkan oleh situasi politik. Namun, yang perlu diketahui pada masa ini hanya sedikit jumlah hadits maudhu’ karena faktor penyebabnya tidak banyak. Mayoritas faktor penyebab timbulnya hadits maudhu' adalah tersebarnya bid’ah dan fitnah. Sementara para sahabat justru menjauhkan diri dari itu. Mereka sangat mencintai Rasulullah dan telah mengorbankan segala jiwa raga dan harta bendanya untuk membela beliau dengan penuh ketulusan hati. Mereka hidup penuh kejujuran dan takwa terhadap Allah. Secara logika, tidak mungkin mereka berbuat dusta kepada beliau dengan membuat hadits maudhu’. Demikian pula para masa tabi’in hadis dibawa oleh para ulama besar yang diterima dari sahabat secara langsung. Mereka sangat teguh beragama, bersungguh-sungguh, dan berhati-hati dalam meriwayatkanya. Sunnah diingat, diriwayatkan, dan dipraktikan dalam kehidupan mereka dengan sifat kejujuran dan kecerdasan mereka yang luar biasa. Maka hadits maudhu' hanya ditimbulkan dari sebagian kelompok orang-orang bodoh yang bergelut dalam bidang politik atau mengikuti hawa nafsunya untuk menghalalkan segala cara.[4]

















[1] Abdul Majid Khon. Ulumul Hadits. Amzah. Jakarta. 2008. hal.199
[2] Manna Al-Qaththan. Pengantar Study Ulumul Hadits. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2005.hal.145
[3] Abdul Majid Khon. Op.Cit.hal. 199
[4] Abdul Majid Khon.Ibid. hal200-201

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar apa saja